Selera orang berbeda-beda,
Kita tidak bisa memaksakan selera kita terhadap orang lain.
Apa yang menurut kita "keren" belum tentu dimata orang lain "keren"..
Tapi pernahkah kita bertemu dengan orang yang seleranya memiliki banyak persamaan dengan kita?
Rekomendasi dari teman dekatmu bahkan bisa sesuai dengan selera kamu, bahkan bila kamu dalam kondisi lingkungan yang sama.
Selera kita terbatas dengan apa yang kita biasa lihat, kita dengar, dan lingkungan kita tidak mendukung akses untuk memperlebar selera yang kita miliki. Akibatnya selera kita terkesan monoton, mainstream, dan terlalu umum.
Teman saya, dia suka membaca sebuah buku. Dia menganggap buku itu sangat menarik sehingga menawarkan saya untuk membacanya. Dengan segala bujuk rayunya, akhirnya saya kemudian membacanya berharap apa yang ditawarkan teman saya itu terbukti benar. Selesai membaca buku tersebut, lantas saya pun menganggap buku ini sangat bagus. Komentar saya saat itu adalah karena saya memang tidak ada pembanding sama sekali, saya bukan pecinta buku ataupun kutubuku seperti teman saya. Saya pun senang-senang saja ketika dia mulai menyodorkan buku-buku lain yang dia anggap perlu dibaca karena sangat menarik isinya. Tanpa sadar, teman saya tersebut sudah membentuk selera saya dalam membaca buku.
Sehingga akhirnya saya mulai mencari buku-buku yang menarik lainnya yang sesuai dengan karakter buku-buku yang saya baca. Banyak sekali rekomendasi yang saya terima dari teman-teman saya yang lain, yang ternyata membaca buku berjenis lain. Ada yang saya tidak setuju untuk menyebutnya menarik, dan ada yang saya anggap sangat bagus walaupun buku tersebut bahkan tidak dikenal secara umum.
Akhirnya, kembali kepada bahasan kita tentang selera.
Selera boleh beda, tetapi menemukan orang-orang dengan kesamaaan selera yang mirip dengan kita itu sangat menyenangkan. Kita bisa membahas dan mendiskusikan apa yang menjadi kemiripan dan yang menjadi perbedaan bagi selera kita masing-masing.
Jadi bisa saya simpulkan, selera saya dinamis. Selera saya berkembang pesat dan mulai bisa terarahkan, bahkan saya bisa menemukan sebuah nama khusus untuk mendeskripsikan selera saya itu.
Musik, ketika ditanya musik apa yang kamu suka?
Saya menjawab, saya banyak mendengarkan lagu-lagu Pop, Jazz, dan Rock.
Namun saya cenderung menyukai lagu-lagu yang berirama simpel seperti akustik, dan rumit macam musik klasik. Saya lebih suka penyanyi solo dan band daripada penyanyi grup boyband.
Namun singkat saja, Musik yang saya suka sebenarnya dinyanyikan oleh vokalis wanita dengan suara yang unik dan bisa membuat lagu-lagunya sendiri.
Nama selera musik saya ini bisa dicari dengan genre:
female-vocalist, singer-songwriter,
Situs andalan saya untuk merekomendasikan musik yang sesuai selera saya adalah last.fm.
ini profil saya Last.FM @yonkyunior
Buku seperti apa yang kamu sukai?
Saya menjawab, buku yang saya sukai mungkin sedikit. Saya membaca buku dikala saya memang ingin, dan keinginan saya tersebut naik-turun. Tapi saya sangat menyukai buku dengan tema fantasi, petualangan, dan menyajikan kekuatan sihir. Tokoh diceritakan memiliki karakter dan asal-usul yang jelas, dan berkembang seiring halaman-demi halaman. Untuk buku nonfiksi tentu saja saya menyukai buku dengan tema sejarah, biografi, memoar, catatan perjalanan dan pengembangan diri.
Nama selera saya ini bisa dicari juga dengan kesamaan genre:
untuk fiksi tentus saja : fantasy, dystopia, historical-fiction
nonfiksi : biography, memoar, backpacker, self-help
Situs andalan saya untuk merekomendasikan buku yang sesuais selera saya adalah goodreads.
ini profil saya @yonkyunior , btw lebih asik bila kamu masuk grup Goodreads Indonesia.
FILM apa yang saya suka?
kebanyakan film apa aja masuk deh, jadi gak pilih-pilih soal film, karena memang bisa dinikmati dalam waktu yang singkat ( 2 Jam rata-rata ). Tapi kalo udah masuk film serial TV ataupun drama, ehm.. saya cenderung suka apa yang ditonton orang, jadi semacam ngikutin rating, kalo ratingnya rendah saya udah pasti gak nonton, tapi kalo ada komentarnya yang bikin penasaran, akhirnya saya terbujuk untuk nonton.
buat nonton film paling langsung liat rating dari wikipedia, ataupun imdb udah cukup.
Selera dan karya yang dibuat kita sendiri ataupun orang lain, bersumber pada masalah selera mereka yang mungkins aja juga terbentuk dari berbagai selera lain. Misalnya saja para penulis buku dan pembuat lagu yang mendapatkan pengaruh dari tulisan dan musik yang mereka sukai dan mereka kombinasikan sesuai dengan selera mereka sendiri, dan akhirnya terciptalah karya baru.
Di Internet banyak banget yang bisa ngeupdate selera kamu ini menjadi lebih keren lagi.
kreativitas tumbuh dengan berbagai macam ide dan kesamaan adalah hal yang kita cari dalam setiap individu dalam hidup kita.
PERUBAHAN SELERA = PERUBAHAN GAYA HIDUP
mungkin saja, dengan selera kamu yang sekarang setelah bertemu dengan selera lain yang memiliki kesamaan terbentuk selera baru yang ingin kamu nikmati. Pengaruhnya bisa saja tidak serta merta langsung terlihat, namun seiring waktu, ketika kamu berpikir kebelakang dan membandingkannya dengan sekarang.
Bagaimana?
Unsur yang mendekati kesamaan dengan selera kita ini tidak menutup kemungkinan kita akan serta merta menyukainya juga, menambahkan selera kita menjadi lebih terdeskripsikan, punya arah dan tujuan yang jelas.
apakah selera kamu ini dari dulu hingga sekarang masih sama?
STATIS dong? gak ada perubahan.
Kalo selera kamu semakin menemui titik temu dan garis yang tepat bisa jadi karena tempatmu yang sekarang tidak lagi menyediakan tambahan buat hidupmu, keluar dari tempat utama kamu dan coba saja pindah tempat dan bertemu orang-orang baru. mungin dengan berlibur pikiran kamu bisa jadi fresh lagi dan pandangan kamu bisa menjadi lebih luas lagi.
Cheers.
2 Comments
Gue sukanya yg bikin happy..gak suka yang bikin sedih..
ReplyDeleteterlalu mainstream!
DeletePost a Comment
Ketika sebuah kalimat membentuk untaian makna baru, maka sebuah simbol akan terlihat.